Photo : Detik.com
Brasil Menghadapi Kekeringan Terburuk dalam Sejarah, Kebakaran Hutan dan Krisis Lingkungan Memperparah Kondisi
BRASILIA, Brasil (AP) — Brasil saat ini mengalami kekeringan terburuk dalam sejarah pengukuran nasional, dengan sekitar 59% wilayahnya terkena dampak. Area yang terpapar kekeringan ini hampir setara dengan setengah dari wilayah Amerika Serikat, mencakup berbagai daerah dari Utara hingga Tenggara negara tersebut.
Salah satu dampak paling serius dari kekeringan ini terlihat di Lembah Amazon, di mana sungai-sungai besar mencatat level terendah dalam sejarah. Selain itu, kebakaran hutan yang tak terkendali menghancurkan kawasan lindung, menyebarkan asap tebal yang merusak kualitas udara di seluruh wilayah. Pada awal minggu ini, Sao Paulo—kota metropolitan terbesar di Brasil dengan populasi 21 juta jiwa—mengalami kualitas udara terburuk kedua di dunia, setelah Lahore, Pakistan, akibat kebakaran hutan tersebut, menurut laporan dari IQAir, perusahaan teknologi udara asal Swiss.
Dampak Kekeringan dan Kebakaran
Kekeringan kali ini tidak hanya merusak lingkungan tetapi juga berdampak luas pada kehidupan sehari-hari masyarakat Brasil. Ana Paula Cunha, peneliti di Pusat Pemantauan dan Peringatan Dini Bencana Alam Nasional, menyatakan bahwa kekeringan kali ini merupakan yang terburuk dan paling meluas dalam sejarah Brasil. Curah hujan yang sangat sedikit serta musim kemarau yang panjang semakin memperparah kondisi tersebut.
Di Taman Nasional Chapada dos Veadeiros, salah satu destinasi pariwisata paling terkenal di Brasil, kebakaran hutan semakin tak terkendali. Kepala taman nasional, Nayara Stacheski, menjelaskan bahwa musim kemarau tahun ini dimulai jauh lebih awal, dengan kombinasi angin kencang, kelembapan rendah, dan suhu tinggi yang memperburuk kebakaran.
Sementara itu, upaya pemadaman kebakaran terus dilakukan. Lebih dari 80 petugas pemadam kebakaran dikerahkan, didukung oleh dua pesawat pemadam dan helikopter yang dikirim untuk membantu memadamkan titik api. Meskipun sebagian kebakaran berhasil dikendalikan, dua titik api lainnya masih mengancam taman nasional tersebut, memicu kekhawatiran akan kerusakan lebih lanjut terhadap sabana Cerrado, salah satu ekosistem terpenting di Brasil.
Krisis Sungai Amazon dan Dampak Terhadap Komunitas Lokal
Krisis lingkungan ini juga berdampak pada Sungai Amazon dan anak-anak sungainya. Di kota Tabatinga, Sungai Amazon mencatat rekor terendah sepanjang sejarah, membuat puluhan komunitas di sekitarnya terisolasi. Fidadelfia, sebuah komunitas yang dihuni oleh 387 keluarga suku Tikuna, mengalami kekurangan air bersih yang mengakibatkan anak-anak harus meminum air kotor, meningkatkan risiko penyebaran penyakit.
Menurut Myrian Tikuna, pemimpin komunitas lokal, kondisi kekeringan telah menghancurkan mata pencaharian mereka. “Dulunya ini adalah Sungai Amazon,” ungkapnya, sambil menunjukkan foto kondisi sekarang yang dipenuhi gundukan pasir. “Sekarang, ini sudah seperti gurun. Jika kondisi terus memburuk, masyarakat kami akan hilang.”
Perubahan Iklim sebagai Akar Masalah
Krisis lingkungan yang terjadi di Brasil menjadi cerminan dari dampak perubahan iklim yang semakin parah. Kombinasi antara kekeringan ekstrem, kebakaran hutan, dan penurunan level sungai menunjukkan bahwa perubahan iklim kini tidak lagi sekadar ancaman yang jauh, tetapi kenyataan yang merusak kehidupan jutaan orang. Jika tindakan global tidak segera diambil untuk mengurangi emisi karbon dan melindungi ekosistem yang rentan, krisis serupa diperkirakan akan semakin sering terjadi di masa depan.
Kekeringan di Brasil, yang telah berlangsung selama berbulan-bulan, menjadi salah satu contoh nyata betapa perubahan iklim dapat menghancurkan alam dan kehidupan manusia jika tidak ada upaya yang cukup untuk menanganinya.
Sumber : Sindonews.com