KLHK Perkuat Kapasitas Masyarakat Peduli Api (MPA) untuk Tekan Potensi Karhutla di Rengat, Riau

Rengat, Riau – Dalam upaya menekan potensi kerawanan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga ke tingkat tapak, Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memperkuat kapasitas Masyarakat Peduli Api (MPA) di wilayah Rengat, Riau, pada 28-29 Agustus 2024.

Data dari citra satelit menunjukkan bahwa Kabupaten Indragiri Hulu mencatat luas karhutla sebesar 476,26 hektar hingga Juli 2024, menjadikannya daerah dengan tingkat karhutla tertinggi keempat di Provinsi Riau, setelah Dumai, Pelalawan, dan Kepulauan Meranti. Tingginya angka ini mendorong KLHK untuk meningkatkan upaya pencegahan karhutla di tingkat tapak, khususnya di wilayah yang rawan.

Didik Suprijono, Kepala Seksi Wilayah II Balai Pengendalian Perubahan Iklim Wilayah Sumatera, mengungkapkan bahwa kawasan Rawa Bangun merupakan salah satu kawasan yang sering mengalami karhutla berulang. Masyarakat Peduli Api (MPA) di Rawa Bangun bahkan telah mengalokasikan dana desa untuk mendukung upaya pengendalian karhutla. MPA Rawa Bangun terdiri dari 30 anggota, yang juga melibatkan kaum perempuan.

“Penguatan MPA dilakukan untuk memperkuat kemandirian dan kapasitas masyarakat dalam mendukung upaya pengendalian karhutla. Sebagian besar karhutla di sini disebabkan oleh kegiatan pembukaan lahan oleh masyarakat, salah satunya untuk penanaman kelapa sawit. Oleh karena itu, peran aktif MPA, yang mayoritas anggotanya adalah petani, sangat diharapkan dalam membantu pengendalian karhutla di tingkat tapak,” jelas Didik.

Selain berkomunikasi langsung dengan MPA, pihaknya juga telah menjalin komunikasi dengan perangkat desa untuk mengetahui kebutuhan MPA. Salah satu harapan MPA Rawa Bangun adalah pelatihan budidaya ayam dan lele, yang telah diakomodasi oleh KLHK.

“Kami tidak hanya memberikan pelatihan beternak ayam dan lele, tetapi juga menyediakan fasilitas untuk praktik, seperti kandang, anakan ayam, kolam apung, dan bibit lele,” tambah Didik.

Kegiatan ini didanai oleh BPDLH melalui Project REDD+ RBP GCF Output 2 tahun 2024, dan mendapat respon positif dari Kepala Desa Rawa Bangun, Kasiran, serta masyarakat setempat. Kasiran berharap agar kegiatan serupa dapat melibatkan lebih banyak desa di sekitar Rawa Bangun untuk meminimalisir kejadian karhutla.

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Butuh Bantuan?
Care
Hallo,apa yang bisa kami bantu?